Sabtu, 05 November 2011

www 89 com: Selektif Memilih Situs untuk Anak

Jadilah Anda katup pengaman dari membanjirnya situs-situs porno untuk anak-anak Anda sendiri. Caranya, Anda sendiri yang harus jadi orang pertama untuk tidak mengunjungi situs semacam www 89 com dan situs sejenisnya.


Bagaimana mungkin Anda melarang anak-anak, sedangkan Anda sendiri rajin mengunjungi situs-situs terlarang tersebut. Ini logika sederhananya. Bagaimanapun ketat aturan pemerintah maupun undang-undang, keputusannya ada pada Anda sendiri.


Ada sebuah ilustrasi yang cukup membuat kita mengernyit. Andi, sebut saja demikian. Masih duduk di kelas 2 sekolah dasar. Suatu hari pada ibunya, Andi bertanya ”Ma, tahu nggak apa artinya (hubungan intim yang paling kasar yang saya tahu)?”


Betapa bingungnya si ibu. Beruntung ia agak kreatif dan memelesetkan kata itu pada kata lain yang kedengarannya mirip, tetapi jelas artinya berbeda dan tidak kasar pula. Namun, selesaikah pertanyaan Andi tadi?


Ternyata tidak. Andi menyanggah jawaban ibunya yang sengaja dipelesetkan itu. Ia tidak hanya menyanggah, tetapi sekaligus menerangkan apa arti kata yang ia tanyakan tadi.


Sebuah pukulan telak menampar wajah sang ibu. Ia dua kali harus merasakan wajahnya panas meradang. Akan selesaikah masalahnya jika kemudian si ibu marah-marah? Tidak sama sekali.


Tahukah Anda dari mana Andi tahu semua itu?


Lalu, ia bercerita bagaimana teman mainnya yang sudah kelas 5 sekolah dasar sering mengunjungi warnet. Tidak hanya untuk bermain game online, tetapi iseng-iseng masuk ke situs porno. Inilah kenyataan yang akan membuat kita bergidik. Betapa dahsyatnya pengaruh internet dalam kehidupan sehari-hari.


Belakangan, seiring gencarnya pemerintah memblokir situs-situs porno, Anda pun bisa memblokir situs-situs porno agar anak-anak tidak menyambangi situs terlarang tersebut, terutama Anda yang memiliki komputer dan tersambung dengan layanan internet.


Nama software-nya adalah naomi-setup.exe atau k9.webprotection.exe Keduanya bisa Anda unduh secara gratis.


Tingkatkan Kasih Sayang


Sekarang ini, hampir tidak ada yang tidak tersentuh oleh internet. Komputer di rumah dengan harga murah telah tersedia koneksi internetnya. Operator telepon milik negara pun demikian luar biasa gencarnya menawarkan layanan internet dengan harga murah tapi bisa mengakses internet tanpa batas.


Telepon seluler dengan harga ratusan ribu rupiah pun telah pula terkoneksi dengan internet. Lalu, dalam kepungan internet, masih adakah ruang untuk memproteksi anak-anak agar tidak terkontaminasi dampak buruk internet?


Tentu saja ada. Meningkatkan kasih sayang yang tulus antara orang tua dan anak digadang-gadang sebagai resep jitu untuk menangkal anak main petak umpet menyambangi situs porno.


Kasih sayang tentu saja tidak semata memenuhi kebutuhan materialnya, tetapi memenuhi kebutuhan kejiwaannya. Jiwa anak yang kering dan hampa akan mencari pemenuhan dari sumber-sumber lain di luar keluarga. Teman sepermainan merupakan sosok yang akan mengambil peranan penting, seperti yang dialami Andi dalam ilustrasi tersebut.


Anak adalah peniru yang paling jempolan. Jika tidak ingin anak mengunjungi situs porno, jangan sekali-kali Anda melakukannya. Baik secara diam-diam maupun terbuka di hadapan anak. Kalau tidak ingin anak Anda berbohong, jangan sekali-kali Anda berbohong, apalagi jika sampai ketahuan oleh anak Anda sendiri.


Seorang anak sesungguhnya tidak mampu berbohong. Lingkunganlah yang ternyata memaksanya untuk berbohong dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.


Tentang kebiasaan orang dewasa berbohong ini, DR. Magda Stouthamer-Loeber dari Universitas Pittsburg, AS, dalam  “Clinical Psychology Review” menemukan fakta bahwa semua orang dewasa berbohong sebanyak 13 kali dalam seminggu. Bayangkan!


Anak perempuan dan anak laki-laki lebih dari 1/3 berbohong. Angka ini menjadi masuk akal karena ternyata orang dewasa berbohong 13 kali dalam seminggu atau rata-rata 2 kali berbohong setiap hari. Sebuah lingkungan yang akan menumbuhsuburkan prilaku bohong pada anak-anak.


Betapa tidak, dalam sehari saja, anak menemukan orang dewasa yang menjadi contoh dan panutan dua kali berbohong. Ini realita betapa anak memang peniru paling jempolan.


View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar